News

PM Kamboja tekan Thailand untuk selesaikan sengketa secara damai

Istanbul (KABARIN) - Perdana Menteri Kamboja Hun Manet kembali menekan Thailand untuk menyelesaikan sengketa perbatasan secara damai setelah bentrokan terbaru kembali pecah di antara kedua negara. Seruan itu ia sampaikan pada Senin (9/12), menyusul insiden yang menewaskan satu tentara Thailand dan melukai empat lainnya.

"Jika Thailand benar-benar cinta damai dan menghargai wilayahnya sebagaimana Kamboja, maka pemerintah dan militer Thailand harus menaati penyelesaian damai isu perbatasan melalui mekanisme yang telah disepakati dan sedang dilaksanakan oleh kedua pihak," kata Hun Manet, seperti dikutip kantor berita Agence Kampuchea Presse.

Hubungan kedua negara kembali memanas setelah Thailand menuduh Kamboja melakukan serangan di area perbatasan. Ketegangan ini dikhawatirkan mengancam gencatan senjata rapuh yang ditengahi Presiden AS Donald Trump pada akhir Juli, serta deklarasi lanjutan yang ditandatangani kedua negara pada Oktober lalu di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur.

Di sisi lain, laporan CamboJa News menyebut lima warga Kamboja, termasuk warga sipil, tewas dalam rentetan bentrokan tersebut, sementara beberapa lainnya terluka.

Hun Manet menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah jalur terbaik bagi kedua negara. "Saya sungguh berharap pihak Thailand, yang selalu menyatakan diri sebagai negara cinta damai yang menghormati hukum internasional, akan terus menggunakan cara-cara damai dan sah dalam melakukan survei dan penetapan batas darat untuk menentukan kedaulatan negara masing-masing," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa metode survei batas wilayah merupakan cara "paling sederhana, paling transparan, dan paling adil" serta menambahkan bahwa Kamboja tidak berniat melanggar kedaulatan negara lain. “Apa pun hasil survei, Kamboja akan menghormatinya. Saya berharap Thailand memiliki ketulusan untuk melakukan hal yang sama,” katanya.

Namun respons dari Bangkok justru memperlihatkan sikap yang semakin keras. Pada hari yang sama, Kepala Staf Angkatan Darat Kerajaan Thailand Jenderal Chaiyapruek Duangpraphat menyatakan secara terbuka ambisi militernya.

"Tujuan angkatan darat adalah melumpuhkan kemampuan militer Kamboja untuk waktu yang lama demi keselamatan anak dan cucu kita," ujarnya, dikutip The Nation.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul juga menampik kemungkinan dialog. “Tidak akan ada negosiasi apa pun,” tegasnya. “Jika pertempuran ingin dihentikan, Kamboja harus mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan Thailand.”

Sengketa perbatasan ini sebelumnya memanas hingga menimbulkan bentrokan mematikan pada Juli, membuat ribuan warga harus mengungsi. Padahal, kedua negara sudah sempat menyepakati gencatan senjata yang disaksikan Presiden Trump serta Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku ketua ASEAN.

Situasi pun kini kembali berada di ujung tanduk, sementara dunia menunggu apakah ketegangan di kawasan itu akan mereda atau justru kembali memicu krisis baru di Asia Tenggara.

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: